Terjebak Nostalgia

July 13, 2014



Jika dulu terminal ini sungguh biasa, maka semalam, terminal inilah berhasil membuatku menjatuhkan air mata. Ini bukan lagi soal sesaknya bis antar kota, juga bukan lamanya macet yang mengular kemana – mana. Tapi ini masalah hati. Masalah kenangan yang terpampang di sana.


Disini dulu, waktu pertama kali otw Malang bareng2 -_-

Jika hari itu, Kamis 24 April 2014, jantungku berdegup menginjakkan kakiku di sana. Maka semalam, degupanku pun kembali muncul. Tapi dengan aral yang berbeda. Jika kala itu, pertama kalinya kehadiranku disongsong senyumannya, maka semalam kedatanganku diberondong bejibun bayangan sosoknya.



Aku, mendesahkan ini. Apakah iya ini kenyataannya? Ketika sepanjang perjalanan nostalgi itu kembali. Berbekal ‘kacang kelici’ tawaran para pedagang itu. Makanan ringan yang dengan hebat membawaku pada bayangan sosoknya. Sesekali kutangkupkan telapak tanganku di balik temaram. Tersedu beberapa kali isakan. Dan menyeka buliran yang menuruni pipi pelan – pelan. Seperti belum puas membuli perasaan senduku, maka ‘sprite’ itu pun menghampiri. Di bangku yang paling depan, persis sama kala itu. Setelahnya, dengan deras desingan suaranya memenuhi memoriku. Ketika menjawab salamku. Mengintruksikanku makan. Berbagi beberapa penggal cerita. Juga pesannya ketika aku berpamitan. Dan ketika beliau mengatakan, “Atos – atos nggih, Mbak. Mang omongi niku nak numpak e banter – banter.”



Astagfirullah, sebeginikah hancurnya ketika kehilangan seseorang yang baru saja masuk kategori orang tercinta? Rasanya batinku tak mau percaya. Rasanya, ini semua hanyalah ilusi belaka. Mimpi buruk yang kuharap segera terjaga. Rasanya, semuanya terjadi baru saja. Saat hatiku mencelos untuk pertama kali mencium tangannya. Saat kelu lidahku saat pertama telepon itu menderu suaranya. Saat bayangannya benar terekam dalam memori kepala. Dan termampatkan dalam disana. Dan sekarang aku tak mau percaya. Dan sekarang aku tak bisa menerima, jika semuanya itu tak akan bisa kembali kurasa.



Ibu,
Maafkan aku jika pesan – pesanmu belum genap terlaksana

Maafkan aku jika aku masih saja tergugu mengenangmu
Maafkan aku
Dan maafku untukmu
InsyaAllah
Amin





You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Wreda Entri 🤡

Seracik Sakalangkong

Ayunan derap melintasi anakan tangga Menyusuri celah kusamnya debu kelas pada kaca Menerjang pekatnya tangis dalam tawa Mengijab...

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram