Seringkali kisah tentangmu membuncah di golongan angin
Lantas diam-diam
sembunyi di belakang logika
Menggerogoti akal,
Memaksaku mengakui
bahwa pun aku merindukanmu
Jika kuhitung waktu
kini hingga kala itu, kuyakin aku tak kan sanggup
Bukan karena melulu air
mata yang memburu
Juga bukan karena aku
tak lagi mau
Tapi lebih karena jarak
hitungan harimu terlalu lebar
Hingga ketika diukur
dengan temali,
maka akan terentang
lebih panjang dari jarak rumahmu denganku
Sayang, sejauh itu kah
kita semenjak itu?
Bahkan hanya sekedar
untuk menengok perubahanmu saja aku tak sempat
Masihkah tahi lalat di
pipi kirimu itu tersembul menggoda?
Masihkah lensa kotak
itu bertengger di alas mukamu?
Masihkah suara setengah
berat itu melekatimu saat berbicara?
Masihkah engkau menjadi
bagian berpengaruh di aktivitasmu?
Aku terharu dengan
keteguhanmu menjunjung tinggi co-pilot pun pilotmu hingga kini
Yah, kupikir kau memang
luar biasa
Pemimpin hebat untuk
orang di luar sana dan O-niisan terbaik
buatku saja
Selamat menempuh dua
puluh tigamu, biarkan kebermanfaatanmu terus berderap
Selingkan rupa-rupa kebahagian
seperti kau mengukirkannya padaku
Kau mungkin akan melaju
dan menjadi lupa
Hingga nanti di suatu
pagi jika angin mempertemukan kita lagi,
Kau sudah tak
mengenaliku
Karena kuingat katamu
bahwa don’t go back from the fear
Lantas kau
meninggalkanku sebagai bagian dari fear mu
Tidak apa-apa, karena
dengan kotak sejuta mimpimu saja aku sudah bahagia
Terima kasih guard
Terima kasih untuk
perwujudan ini,
Love is feeling, an action, is giving, sacrifing,
belliving, is ineffable, is everything
Terima kasih karena itu
akan selalu menjadi kamu ♥