Orang bilang jodoh namanya
ketika kita terpisah dipertemukan kembali,
terlupakan diingatkan lagi,
direkatkan meskipun hati telah tercerai
Kemudian mulai kutertawai diri sendiri
karena terlalu bermimpi yang orang bilang terjadi
nyatanya kita tetap terpisah,
meski tempat kita hanya direnggang puluhan kaki
nyatanya kita tetap terlupakan,
meski sepanjang jalan mengisahkan kita pernah kesini
nyatanya kita tetap tercerai,
meski sebenarnya kita telah menyiapkan perekat hati
Lalu apakah jodoh tidak ada pada kita lagi?
setelah kita berdesakan di ranjang sepanjang malam
bergandengan kedinginan menerjang kabut tebal
menceritakan kejenuhan di lorong panjang sepanjang
siang
menambahkan kuah kebanyakan pada mie ayam langganan
menyelinap sore hari untuk melepaskan kerinduan di
depan gerbang
merajut indahnya kisah-kisah kekonyolan
Lalu apakah jodoh tidak ada pada kita lagi?
Lalu apakah yang orang bilang tak akan pernah
terjadi?
Lalu apakah tak akan kudapatkan hikmahku lagi?
Lalu bagaimana jika ego hati ingin jodoh kita tak
hanya ilusi?