Awalnya aku ingin percaya, tapi tidak
itikadmu saja bahkan tidak genap ku dekap
kamu terlalu banyak mengatakan harapan
yang semudah itu terkikis kenyataan,
seperti terakhir kali kamu janjikan padaku sebuah tekad
mengenai rupa-rupa perkara yang bakal disimpan rapat
nyatanya juga tidak dapat,
terlalu rumit ya mengertiku hingga kamu tersendat-sendat
lalu memilih ingkar dan memaparkannya pada ia yang erat
memang iya sesulit itu memendamnya lekat
aku juga, tetapi lebih menyamarkannya hingga tak kentara
tak terlihat kasat mata apa yang jadi perkara
aku memilih diam padanya, seolah kita baik-baik saja
bukan gegara ku tak mempercayainya,
hanya saja aku belajar bahwa ini hanya tentang kita
sebenar apapun pendapatnya, ia sekedar penonton belaka
tak berhak mempengaruhi cerita, kan ya?
Akad memang berat,
tapi tidak berarti bisa menggugurkan sepakat