Kahima Suki desu

August 27, 2016


­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­Seringkali kisah tentangmu membuncah di golongan angin
Lantas diam-diam sembunyi di belakang logika
Menggerogoti akal,
Memaksaku mengakui bahwa pun aku merindukanmu

Jika kuhitung waktu kini hingga kala itu, kuyakin aku tak kan sanggup
Bukan karena melulu air mata yang memburu
Juga bukan karena aku tak lagi mau
Tapi lebih karena jarak hitungan harimu terlalu lebar
Hingga ketika diukur dengan temali,
maka akan terentang lebih panjang dari jarak rumahmu denganku

Sayang, sejauh itu kah kita semenjak itu?
Bahkan hanya sekedar untuk menengok perubahanmu saja aku tak sempat
Masihkah tahi lalat di pipi kirimu itu tersembul menggoda?
Masihkah lensa kotak itu bertengger di alas mukamu?
Masihkah suara setengah berat itu melekatimu saat berbicara?
Masihkah engkau menjadi bagian berpengaruh di aktivitasmu?
Aku terharu dengan keteguhanmu menjunjung tinggi co-pilot pun pilotmu hingga kini
Yah, kupikir kau memang luar biasa
Pemimpin hebat untuk orang di luar sana dan O-niisan terbaik buatku saja

Selamat menempuh dua puluh tigamu, biarkan kebermanfaatanmu terus berderap
Selingkan rupa-rupa kebahagian seperti kau mengukirkannya padaku
Kau mungkin akan melaju dan menjadi lupa
Hingga nanti di suatu pagi jika angin mempertemukan kita lagi,
Kau sudah tak mengenaliku
Karena kuingat katamu bahwa don’t go back from the fear
Lantas kau meninggalkanku sebagai bagian dari fear mu
Tidak apa-apa, karena dengan kotak sejuta mimpimu saja aku sudah bahagia


Terima kasih guard
Terima kasih untuk perwujudan ini,
Love is feeling, an action, is giving, sacrifing, belliving, is ineffable, is everything
Terima kasih karena itu akan selalu menjadi kamu 


You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Wreda Entri 🤡

Seracik Sakalangkong

Ayunan derap melintasi anakan tangga Menyusuri celah kusamnya debu kelas pada kaca Menerjang pekatnya tangis dalam tawa Mengijab...

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram