Perpisahan, dan persiapan

October 20, 2022

 


Perpisahan ini menyebalkan dan sangat tidak lucu,
harusnya aku membencimu saja seperti
orang-orang yang hanya melihatmu dan aku berantakan.
Tapi ternyata aku tidak melakukannya, juga
sama sekali tidak bisa meski memaksa.

Aku tidak membencimu, justru mungkin sekarang
jatuh cintaku padamu lebih besar.
Apa itu masuk akal? Tidak, aku tahu tapi tidak ada
yang perlu diklarifikasi untuk dinilai
tingkat masuk akalnya, kan?

Rasanya sepi, melihat segala persiapan yang dengan canggung
sengaja diberhentikan.
Kayu-kayu bakar yang ditumpuk setengah tinggi,
lalu dibiarkan karena tidak lagi tau apa akhir tujuannya.
ketan-ketan yang masih belum sempat diaron menjadi jenang,
juga drum-drum berisi rengginang yang beberapa waktu lalu
begitu semangat dibuat dan dikeringkan pelan-pelan.
Ah, belum lagi segala tikar yang sudah dibeli
kini menumpuk di sudut ruang depan.
Beradu sempit dengan tumpukan toples jajan, serta
nampan-nampan stainless yang kiranya akan digunakan
untuk menjamumu dengan berbagai hidangan.

Kenapa perpisahan meninggalkan sebegini banyak kecanggungan? Kenapa perpisahan tidak menghilangkan segala jejakmu saja?
padahal kamu tidak ada di seluruh hal yang kusebutkan,
tapi semua orang di hari kemarin bersuka cita menyiapkan
dengan harapan kamu mendapatkan jamuan paling enak,
kamu secara fisik memang tidak ada di seluruh persiapan,
tapi di hati setiap orang,
mematrimu sebagai tujuan dalam menyelesaikan.


Sama sepertiku, yang tetap meletakkanmu dalam, akhir tujuan.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Wreda Entri 🤡

Seracik Sakalangkong

Ayunan derap melintasi anakan tangga Menyusuri celah kusamnya debu kelas pada kaca Menerjang pekatnya tangis dalam tawa Mengijab...

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram