11 Juli 2014

July 11, 2014

Jember, 11 Juli 2014
05:32:50

Sekarang bukan lagi tentang bagaimana aku harus menata hati. Tapi lebih bagaimana aku mampu menguatkannya.
Saat aku hanya mampu mendengar semuanya berlalu, bak meruntuhkan sebagian hati.
Dan ketika penyesalanku memburu, karena tak mapu melampiaskan ingiku menjenguk beliau kala itu.


Hari ini, detik ini, aku merasakan betapa sakitnya kehilangan sosok yang telah kumampatkan dalam hatiku rapat - rapat. Meski semuanya tau, beliau lah baru untukku. Meski lah semuanya lihat, beliau baru menerimaku. Memberiku IYA pada harapannya. Dan senantiasa menginginkanku berada disana. Sementara keegoisanku hari itu, membuatku terjongkok dan mengurungkan niat. Hingga hari ini semuanya terjadi. Hingga hari ini aku harus menerima pahitnya memendam sesal tak terperi.


Maafkan aku Ibu,
Kudo'akan Allah menerimamu di haribaan-Nya

Allahummaghfirlaha warhamha, wa’aafihi wa’fu ‘anha, wa akrim nuzulaha, wa wassi’ madkhalaha, waghsilha bi-ma’i watstsalji wal-baradi



You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Wreda Entri 🤡

Seracik Sakalangkong

Ayunan derap melintasi anakan tangga Menyusuri celah kusamnya debu kelas pada kaca Menerjang pekatnya tangis dalam tawa Mengijab...

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram