Jungkir walik
November 16, 2018Remuk sudah,
benih-benih prasangka.
Tercabik bilah-bilah rintih
Terluruh setiap jerit keluh.
Nyeri terasa nyata
Aku meminta kuat di kamu
tetapi aku malah terdiam ambyar.
Allah, aku sudah sejahat itu!
Acap kali diberi waktu berdua dengannya,
dan kelopak tak kunjung membuka
sendirinya tak kuasa kubendung air mata.
Aku tak pandai meramut sepertimu,
tak banyak tau mesti begini atau begitu
hanya kulakukan yang kumampu
melafal doa-doa untuknya, misalnya
juga menenangkan dengan tiga surat utama.
Maaf,
kubisikkan beribu-ribu maaf.
Untuk hal-hal buruk yang terbentuk
Untuk ego-ego yang mengamuk
Untuk aku yang membikin harap tertekuk.
Hari kemarin bahkan aku berjanji,
jika kesempatan itu menjadi rezeki
aku akan memperbanyak frekuensi
datang mengunjungi.
semoga Allah meridhoi.
0 comments