Pepindan Cerita 🐣
October 05, 2017
Bandung membuatku tau tentang
Pidi Baiq, yang sudah baik mengenalkanku dengan Milea dan Dilan. Bersumber mereka
aku banyak belajar tentang sesuatu di masa lalu, hari ini dan di kemudian hari.
Bukan untuk melebihkan ini itu, tetapi begitulah adanya. Aku seperti bisa
sedikit banyak memahami apa yang kurasakan. Sesuatu yang tidak pernah keluar
dari pemikiranku lewat ucapan bahkan tulisan. Tapi sekali lagi berkat Pidi
Baiq, aku bisa tau bagaimana seharusnya aku mengungkapkan kusutnya lilitan
ceritaku yang tersimpan. Semua orang
akan selalu merasa seperti ini. Maksudku akan selalu ada bagian dari hidupmu
yang sangat susah dilupakan dan tersimpan di dalam kenangan, meskipun di
kehidupanmu sekarang kau sudah bahagia, jauh meninggalkannya. Aku pun demikian.
Hingga akhirnya aku tau, kenangan itu bertuan sama dengan yang Dilan katakan, juga
persis dengan yang Milea suratkan. Terkadang
aku memang rindu, tapi bukan berarti aku ingin kembali, karena aku sudah
memutuskan menetap disini, membangun cerita baru, dan mencintai kamu meski
belum sebesar kamu kepadaku.
Mari kuberitahu bahwa aku merasa
canggung setelah kamu barusan mengataiku (sekarang) perhatian. Oh aku bahkan
tak pernah menganggap pernah berlaku demikian. Aku hanya sedang belajar,
menjaga kamu sebaik-baiknya demi aku sudah seharusnya menjadi lebih baik
setelah banyak omongan, saran, juga sesudah aku menyelesaikan cerita kehidupan
Milea dan Dilan.
Dari Milea aku tau aku harus
banyak-banyak bersyukur tentang hidupku yang bahagia bersama seseorang, yang bisa
membuatku merasa ajaib, marah dan cinta dalam waktu bersamaan. Kemudian Milea
juga membenarkanku bahwa ketika itu terjadi, aku hanya ingin terus-terusan
bersamanya, seperti menunjukkan pada dunia ia milikku. Memamerkan pada penduduk
lain sekiranya aku memiliki seseorang yang bisa kupeluk setiap resah dan aku
nyaman setiap kali aku bersamanya. Meski, orang itu terlihat buruk di mata
orang lain, setidaknya ia yang kau pilih, kau menyukainya, jadi kau harus bertanggung
jawab untuk tidak membandingkannya dengan apapun, termasuk dengan kehidupanmu
yang sudah berlalu.
Di sisi lain, aku membenarkan dan
mulai berfikir tentang apa yang Dilan utarakan. Katanya, laki-laki termasuk
kamu ku yakin, tidak suka dikekang. Katanya lagi, ia akan tahu dia mencintaimu,
dia sudah akan menyempatkan waktunya untuk bersamamu, karena suatu kepastian dia
juga ingin berlama-lama denganmu. Tapi, katanya lagi, dia harus menjalani
kehidupannya yang realistis. Di muka bumi ini, dia tidak hanya hidup berdua
saja denganmu, ia punya kehidupan lain. Punya orang tua yang melahirkannya,
punya keluarga yang membutuhkannya, punya pekerjaan yang harus diselesaikannya,
juga punya teman-teman yang menyenangkanya. Demi apapun, jika kau terlalu
menyita waktunya hanya untukmu, dia akan merasa tertekan. Disampaikan atau
tidak, tapi yang begitu adalah kepastian. Kau tidak perlu khawatir terabaikan. Kau
akan terus menjadi yang paling ia banggakan, sekalipun ia sedang sibuk dengan
teman-temannya atau sibuk mengurusi orang tuanya. Menjadi bijaksana untukmu
jika kau berkenan memberinya kebebasan menjalani hidup, tidak mendikte ini itu,
tidak menuntut yang berlebihan, juga
terus mencintainya meski seberapa besar pun kau gondok dengan kelakuannya.
Baik, jadi oleh karena itu aku mau meminta maaf atas sikapku, maukah memafkanku
wahai kamu?
Aku mafhum dan sekarang aku mulai
berjanji untuk menjadi lebih baik. Semoga tidak hanya ruam setelah aku membaca
cerita yang terlalu terlihat sama denganku, tapi aku bisa istiqomah dengan itu.
Kamu mau mengaminkan, kan?
Tentang masa lalu, dari mereka
aku belajar. Kudapati bahwa seberapapun kau menicintai masa lalumu, tetap saja
itu sudah lewat. Kehidupanmu sudah harus terus dijalani dengan energi positif
baru, sesekali kau boleh rindu, tentu saja, tetapi semata untuk mengenang
betapa bahagianya kau di masa itu. Tidak untuk berlama lama tinggal dan
menyakiti dirimu sendiri, masa lalu, juga masa sekarangmu. Milea bilang, ketika
masa lalumu beranjak, tidak apa apa. Karena meskipun tidak saling memiliki
kalian masih bisa tetap saling mendukung. Hal ini kubenarkan, meski aku tidak
yakin dapat melakukannya. Hingga Dilan dengan versinya mengatakan bahwa satu
hal yang sering membuatmu kembali ke masa lalu adalah rasa bersalah. “Aku tidak ingin meninggalkan rasa bersalah
untuk mengakhiri hubungan. Aku ingin perpisahan dengan cara yang baik. Tidak meninggalkan masalah
yang akan terus mengganjal di dalam pikiran masing-masing.” Persis sama,
karena jika kau mau kuberi tahu perpisahan dengan rasa bersalah hanya
menggerogotimu pelan-pelan di waktu selanjutnya.
Satu hal lagi yang menarikku dari
kisah mereka, Dilan dan Milea maksudku. Bahwa sesungguhnya kau tidak perlu
sekalipun mengatakan perpisahan jika tak benar-benar menginginkannya. Karena setelah
itu kau akan kesulitan untuk memulainya kembali. Meski setelahnya kau tetap
cinta, terus rindu, tetapi mengertilah setelah kau letuskan perpisahan maka
yang terjadi selanjutnya adalah kau dan masing-masing dari kalian akan dikuasai
oleh gengsi. Laki-lakimu terlalu sibuk menjunjung harga diri, dan perempuanmu
terlalu sibuk menunggu gegara gengsi untuk lebih dulu memulai. Dengan begitu,
meski rasa kalian akan tetap sama, sampai sekarang pun misalnya, tapi
perpisahan akan tetap menjadi perpisahan, ia tak akan sama lagi meski kau
kembali. Juga jangan pernah membiarkan diri kalian dipenuhi prasangka, maka
baik adanya bahwa kalian saling terbuka untuk bertanya dan menjawab. Karena betul,
hanya dengan prasangka yang demikian jelek, kalian akan kehilangan banyak hal. Termasuk
kehilanganmu, sebagai sesuatu yang kau usahakan sejak lama.
Jadi aku memutuskan untuk berhenti.
Berhenti menghukum diriku sendiri dengan terus terjebak di masa lalu. Jika aku
masih suka rindu, biar itu menjadi urusanku. Aku tidak mengharapkanmu merasakan
hal yang sama, juga tidak akan lagi berusaha menunjukkannya padamu. Terima kasih
sudah pernah membuatku bahagia di masanya. Jadi biarkan kini kita saling
bahagia dengan jalan masing-masing, wahai untukmu masa lalu.
Kepada Pidi Baiq, terima kasih
sudah menuliskan buku ini, mengenalkanku pada Dilan dan Milea. Terima kasih
karena dengan membaca ini semoga aku bisa benar-benar belajar untuk masa yang
akan datang, menjadi lebih baik untuk kamu, menjadi sebagaimana seharusnya aku
untuk orang lain. 💙
0 comments