Patah Pucuk 🥀

October 09, 2017

Ada yang namanya kecewa di dalam hidup
Aku tidak tau bagaimana harus mendeskripsikannya, mungkin seperti ketika kau masak, dan teryata lupa memasukkan bumbu
Sungguh tidak adil memang, karena aku terlalu sering menuliskan kecewaku sendiri, lalu menyalahkan orang lain, untuk sekedar membuat ia pun merasakan apa yang kurasa, egois
Aku menduga yang tidak perlu, memburamkan perasaan sendiri, kemudian menangis seolah kau menyakitiku hebat hebat, padahal aku yang menusuk hatiku sendiri, tapi malah menyerahkan jenawinya padamu, meninggalkan jejak
Aku tidak sanggup melangkahkan rasa ini jauh jauh, aku mangkal padanya, juga sangsi, kau tau?
Aku terlalu takut tentang apapun yang ada padanya, bukankah ia lebih menarik dariku? Lebih menyenangkan menjadi kawan hidup, bahkan aku pernah jatuh cinta padanya, begitu dalam, bagaimana bisa kau tidak?
Kau bisa mengatakan apapun padaku, sebiasa atau senetralnya kau, tapi apa kau bisa memastikan ia begitu juga padamu? Jika yang begitu jadi lebih banyak membuat lubang di hatinya tentangku, apa aku akan masih bisa punya perekat untuk memperbaiki robeknya karenaku?
Sungguh, aku tidak bisa mendeskripsikan rasa ini apa
Aku mungkin membencinya, tapi aku tidak yakin aku demikian, aku resah untuk kemungkinan ia yang lebih dalam menutup namaku, karena ini, aku waswas tentangmu, sebagaimana aku tidak bisa membahagiakanmu sedang ku yakin ia bisa karena jika kuberi tahu ia membahagiakanku dulu, aku kuatir kau akan lebih dari biasa melihatnya, aku jeri membayangkan aku kehilangan kalian seperti di mimpi, aku marah pada diriku sendiri yang sudah membuat keadaan yang demikian sulit begini
Jika hari ini pucuk ku patah, aku minta maaf, semoga ia akan segera berdeferensiasi hingga aku bisa tumbuh lagi, sebaik kemarin meski belum optimal, semoga yang belum penuh kemarin tidak lebih banyak berkurang gegara perkara ini, aku semogakan, dan jika kau berkenan kau boleh mengaminkan


(Malang, 9 Oktober 2017)

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Wreda Entri 🤡

Seracik Sakalangkong

Ayunan derap melintasi anakan tangga Menyusuri celah kusamnya debu kelas pada kaca Menerjang pekatnya tangis dalam tawa Mengijab...

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram