Tali Sepatu
March 11, 2017
Ku mematokmu sebagai bagainku yang indah,
tidak hanya untuk berada denganku ketika ku jengah,
tetapi lebih selalu mempuzzleku bagaimanapun aku,
menutup celah yang tak sengaja terbentuk atas kecerobohanku,
pun menjadi sumbu untuk memantik wewangian di antara resah
Ku menyelusup menjadi remah yang melekatimu seumur waktu,
meledekmu dengan rupa-rupa tawa sendu serta keras kepala,
juga berleha di atas setumpuk deadline yang kau runtutkan,
dan pada akhirnya selalu tergesa menyusulmu di setiap tenggat derit
pintu,
Ku menari dengan seriang pikiranmu yang tanpa beban,
berayun pada semua perhatian yang tak henti kau hujankan,
lalu dalam memotret renyahnya ikatan ini, menyimpulmu dalam tali sepatu
Dan ketika kini,
ujung talimu yang sebelah masih disini, menjerat risau yang terbumbui
emosi,
mengikat pretensi yang tertubruk amuk,
menyimpul mati pada
ketidakberdayaan
terasa lengkap bila kita berdua, terasa sedih bila di rak yang berbeda,
di dekatmu kotak bagai nirwana, tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
"Cinta memang banyak bentuknya, mungkin tak semua bisa bersatu."(Sepatu, Tulus)
0 comments