Senja Delapan

November 09, 2014



               Kucoba untuk tidak mengingat – ingat tentang hari esok. Mempurakan ingatan untuk lupa, padahal tentu saja itu tidak bisa. Senandung kunyanyikan dengan sayup – sayup. Melelapkan pikir untuk tidak terus menerka – nerka. Menenangkan diri dari semua kemungkinan terburuk, untuk sebuah rasa bernama kecewa.
Bukan sesungguhnya aku berharap seperti mereka. Yang diingat oleh setiap orang. Diberi hujanan lagu bertumpu-tumpu. Dibawakan secup besar pancake warna warni. Juga mendapatkan banyak bungkusan beraneka rupa. Aku cuma ingin ada sebagian orang tersayangku ingat. Memberiku kejutan sederhana. Dan beberapa bilah do’a yang bermakna. Cuma itu. Dan aku tak berharap ada yang melakukan lebih darinya karena aku tau itu tak akan ada.
Surprice seventeennya {}

Senja delapan November, mungkin seharian besok aku akan menghabiskan banyak waktu dengan banyak orang juga. Tapi aku tidak tau, apakah akan banyak juga dari orang banyak itu yang mengerti. Entahlah. Yang pasti aku tau, besok, tidak akan ada lagi yang menjemputku macam tahun lalu. Memberiku miniatur nyonya besar arc, kemudian mengajakku lanch istimewa. Teramat istimewa karena menunya itu, sederhana. Dibentuk dari segumpal hati yang penuh cinta. Dan diatasi dengan angkaan yang mengingatkanku tambah tua. Iya aku pasti tau, dan tau pasti esok yang seperti itu tidak ada.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Wreda Entri 🤡

Seracik Sakalangkong

Ayunan derap melintasi anakan tangga Menyusuri celah kusamnya debu kelas pada kaca Menerjang pekatnya tangis dalam tawa Mengijab...

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram