Asal semai kesatu.

October 31, 2018

Gelisah aku mengaksarakan engkau.
Membendung senyum yang terus merekah saja, aku tak mampu
Apalagi memegang kendali tunas-tunas yang bersemi dengan tak tau diri

Kau mungkin bisa membantu menjelaskan padaku,
Bagaimana mereka tumbuh padahal aku sama sekali tak mengairi?

Oh, biar aku coba menerka
sepertinya mereka cuma butuh kau disini
Karena kupikir proses imbibisi telah terjadi
Hanya menunggumu sinari saja untuk memberontakkan pucuk-pucuk mimpi

Setelah hari ini,
Jika memang bagimu belum bisa tinggal,
tidak apa-apa.
Kau boleh kapan saja kembali,
Meski aku tidak bisa berjanji pucuknya tak etiolasi

Silahkan pergi.
Tetapi jangan lupa membawa bersamamu janji yang kau buatkan di kapan hari,
Semogalah kau bukan yang pandai mengingkari

Terima kasih,
sudah mencerahkan yang meredup beberapa hari
Dan,
Maaf.
Karena mungkin aku sudah melangkahi susunan rencana yang telah rapi.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Wreda Entri 🤡

Seracik Sakalangkong

Ayunan derap melintasi anakan tangga Menyusuri celah kusamnya debu kelas pada kaca Menerjang pekatnya tangis dalam tawa Mengijab...

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram