Pilihanmu

July 26, 2018

Kamu memilih menjungkalkanku di pucuk tanduk, sa.
mungkin, maksudmu memang tidak begitu
meski pengutaraanmu bilang kesengajaan,
aku tau arahnya jelas tidak untuk mendorongku.
Aku mempercayaimu, tetapi tidak berarti merubah titik kata
karena meski tak begitu ucapmu, ada yang tidak kamu sadari
bahwa pijakanku sudah terlalu gawing untuk kutopangi

Maaf dariku untukmu, belibetku.
karena meski aku bilang memaafkanmu
masih ada dariku yang menyalahkanmu atas sakit ini
juga ketika aku bilang tidak berhenti bicara denganmu
nyatanya aku memilih diam dan membendung dendam
bukan, bukan dendam sebenarnya
hanya semacam aku kehilangan kebiasaan
aku terlalu lama tidak sehebat ini kepada seseorang,
setelah bersama bu dokterku dulu
dan kamu membuatku begitu kuat lagi, 
kemudian tanpa sebab menjungkalkanku dalam,
lebih dalam dari lubang kuterjungkal sebelumnya
kini, setelah empat tahap ini terlalui
kamu tetiba datang
meminta maaf, tetapi tidak memberi penjelasan
sementara aku masih tetap terbungkus dengan segala kegugupan
yang membuatku kemudian memilih menghindar
daripada menyapamu dan terlihat betapa aku,
tidak bisa mengendalikan diriku
di depanmu.

Ya. Kalian, terlalu seiya.
Sama-sama memilih menjungkalkanku di saat aku sedang sayang-sayangnya. 

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Wreda Entri 🤡

Seracik Sakalangkong

Ayunan derap melintasi anakan tangga Menyusuri celah kusamnya debu kelas pada kaca Menerjang pekatnya tangis dalam tawa Mengijab...

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram