Tengah

March 23, 2018

Sekat kita hanya bernama: tengah.

Menarik celah pemish berntara Sragen dan Banjar ukuran peta
tidak jauh, kan? tentu saja. Ini hanya perkara tengah
tetapi ternyata tengah tidak hanya perkara kilometer
tetapi lebih krusial perkara waktu
timurmu membalik lari dari garis tengah
sementara baratku melipit diujung selat
ia lalu secara presisi melipir di batas-batas sunyi
menyekap cerita-cerita yang biasanya hadir
menggeming riuh yang harusnya genap

Kukira segala transisi ini lebih mudah selepas terlalui
kenyataannya hanya kurasa memberat semakin kesini
tertatih aku mengadaptasikan langkah di tenggat delapan hingga kini
tersurat dari rantai kesah yang kian tak terkendali
terafirmasi pada kelu yang membuatku membeku padamu
memburamkan tengah yang harusnya terus bernama kita, bukan
aku dan kamu

Lepas dari ke-kamu-an dan ke-aku-an yang makin jadi
aku masih mengkardusi bahagiaku atas kita,
setidaknya ruang tengah itu masih ada, mendetak
menggembungkan segala upaya di kelima belasnya
semoga aku dan kamu tidak lagi mendominasi kita
supaya tengah punya ruang yang lebih leluasa

layaknya hitungan satu tujuh sebelumnya

untukmu massa:
terima kasih terus ada, dalam tangis yang tak juga reda
pula konsisten hadir walau acap kali kecewa membumbui
kamu tau, sesungguhnya aku tidak berniat menjadikanmu sempurna
aku hanya mau kamu, yang piawai mencuri senyumanku
meski hanya perkara es krim dan coklat saja

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Wreda Entri 🤡

Seracik Sakalangkong

Ayunan derap melintasi anakan tangga Menyusuri celah kusamnya debu kelas pada kaca Menerjang pekatnya tangis dalam tawa Mengijab...

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram