Dear me.

November 09, 2018


Ibuk kemarin, membumbungkan lagi ekspektasi
padahal aku sudah berpayah menggerus ambisi.

Aku tidak ingin terjerat pamrih
tetapi rasa di hati begitu perih.

Aku menginginkan asa,
tetapi yang kutemui hanya cedera.

Aku mengingat kamu mengucap perayaan 'bulan depan'
ternyata aku hanya terlalu memaniskan bayangan.

Sungguh pandailah aku ini menyulam mimpi
tetapi eligi lebih kuasa dibanding filantropi.

Oh, dear me.
usah kau jatuhkan lagi sungai di pipi
sudah kuperamkan sedikit penawar dengan teliti
semoga menyembuhkan sanubari

dari ranumnya buah-buah kekecewaan
tentang harapan sebuah buatan tangan.



Ingat-ingatlah, ya!
kau berbeda dengannya.
jadi cukupkan khayalan untuk mendapat serupa
dengan apa-apa yang sudah kau reka cipta
dengan jari jemari.

Terima kasih, wahai.
semoga aku tidak termasuk golongan
orang-orang menyedihkan
karena bebikin untuk diri sendiri.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Wreda Entri 🤡

Seracik Sakalangkong

Ayunan derap melintasi anakan tangga Menyusuri celah kusamnya debu kelas pada kaca Menerjang pekatnya tangis dalam tawa Mengijab...

Like us on Facebook

Flickr Images

Instagram