Hukuman ☹️
October 05, 2017
Sekiranya sekarang aku sedang
rindu
kepada seseorang, sebut saja kamu
kendatipun waktu belum genap
seminggu
tapi aku sudah sesak terikat
bayanganmu
Begini bukan semata aku merasa
bersalah,
gegara sore itu aku sudah konyol
menangisimu
sesungguhnya itu lebih karena ku
jengkel
pada diriku sih lalu kulampiaskan
padamu
aku kesal karena aku tak bisa
menahan
ia tak menurut ketika
kuperintahkan
aku sedang belajar bertoleransi
tapi ia memberontak, tetap marah
padamu
aku ingin meminta maaf sungguh
tapi kalimatnya tersangkut
dibalik kerongkonganku
sesudahnya aku banyak diam
membujuk biar tak nangis di depanmu
walaupun akhirnya aku tetap
gagal, melankoli sekali ya?
Padahal,
jika sesaat setelah kamu tiba itu atau setidaknya
sepanjang jalan kamu memaksa
sepanjang jalan kamu memaksa
untuk menggenggam tangan, seperti
dalam bayanganku
aku tau akan lebih mudah
menenangkan rinduku
lalu kamu bisa mengacak lembut
punggung tanganku
sebagaimana kamu sering melakukan
tapi sayang hari itu kamu tidak,
aku mengira mungkin kamu
memberiku ruang
karena sebelumnya pun aku menepis
tanganmu
aku hanya tau aku kesal, dan semakin menjadi begitu
aku hanya tau aku kesal, dan semakin menjadi begitu
Hari ini, kupikir kamu menghukumku,
kamu sengaja mengacau tidur
siangku, kan?
tetiba muncul terus merenggut
cerita Bandungku yang kirana
lebih lagi macak mengerikan dengan
memarahiku
apa yang kamu pikir datang jauh
kesini, untuk hanya marah?
aku kira kamu membalas untuk
kedatanganmu yang tempo hari
Ah, seperti apapun itu
hari ini aku tidak suka
mengakuinya,
ya sekedar mau bilang saja:
Aku rindu, merindukan kamu. 🐼
0 comments